- Deretan peristiwa kemanusiaan beberapa bulan terakhir di Gaza berhasil menyita perhatian publik, khususnya konflik antara Palestina yang dipelopori oleh Hamas dengan Zionis Israel yang belum menemukan titik terang perdamaian. Keduanya telah berseteru sejak tahun 1948, dan konflik ini terus menciptakan ketegangan yang rumit dan penuh emosi.
Israel dan Palestina terlibat dalam konflik yang telah melibatkan sejumlah faktor kompleks, mencakup sejarah, ketakutan, iri, dan kemarahan. Dikutip dari VIVA, Rabu, 29 November 2023, kita dapat melihat alasan di balik kebencian mendalam dari Israel terhadap Palestina.
Sejarah sebagai Akar Ketegangan
Pertama-tama, sejarah konflik ini memainkan peran kunci dalam menciptakan ketegangan yang telah berlangsung bertahun-tahun. Israel didirikan pada tahun 1948 di tanah yang juga dianggap sebagai rumah bagi penduduk asli Palestina. Penetapan negara Israel ini menjadi akar dari pertikaian yang terus berlanjut, dengan klaim dan hak atas tanah menjadi pemicu utama kebencian.
Ketakutan sebagai Faktor Sentral
Ketakutan juga menjadi faktor sentral dalam dinamika konflik ini. Israel merasa terancam oleh segala hal yang bersifat Palestina, termasuk keteguhan, persatuan, dan bahkan keberlanjutan demografi Palestina. Al Jazeera mencatat kekhawatiran bahwa populasi Palestina yang terus berkembang dapat menggeser dominasi demografis Israel di masa mendatang.
Perlawanan yang Tak Pernah Padam
Selain ketakutan, kebencian Israel juga diwarnai oleh rasa iri. Mereka iri terhadap kekuatan batin dan semangat perlawanan Palestina yang tidak pernah padam. Meskipun Israel telah memenangkan perang dan menjadi kekuatan regional yang kuat, mereka tetap kesulitan mencapai kemenangan mutlak terhadap Palestina. Kebijakan Israel yang keras terhadap Palestina selalu dihadapi dengan ketahanan dan perlawanan yang membangkitkan semangat rakyat Palestina.
Simbol Perlawanan yang Tak Kenal Menyerah
Kemarahan juga menjadi komponen penting dalam konflik ini. Palestina, terutama di Jalur Gaza, menjadi simbol perlawanan dan keteguhan yang tidak akan menyerah. Meskipun sering terisolasi dan diabaikan oleh dunia, rakyat Palestina tetap berjuang untuk hak dan kemerdekaan mereka. Kemarahan Israel mungkin muncul dari ketidakmampuan mereka untuk mencapai tujuan sepenuhnya, menghadapi ketahanan dan semangat perlawanan yang kuat dari pihak Palestina.
Penting untuk diingat bahwa konflik ini melibatkan kedua belah pihak, dan masing-masing memiliki sejarah, keyakinan, dan aspirasi mereka sendiri. Memahami akar perasaan kebencian dari kedua pihak adalah langkah awal untuk meresapi kompleksitas masalah ini. Melalui pemahaman yang mendalam, mungkin ada harapan untuk membuka pintu menuju perdamaian yang selama ini sulit dicapai.
Oleh : Jurnalis Dailypost