Oleh: Hanifah Rasyida
Opini — Serangan terhadap Palestina terus terjadi tanpa henti dengan kekerasan yang semakin brutal dan tidak mengenal ampun. Alhasil korban jiwa kembali berjatuhan dalam jumlah besar. Menteri Zionis benjamin netanyahu memperingatkan bahwa serangan ini baru permulaan dan akan terus berlanjut hingga Zionis mencapai tujuan perangnya yakni menghancurkan Hamas dan membebaskan seluruh Sandra.
Sungguh miris di tengah serangan brutal yang terus menimpa saudara-saudara Muslim kita di Gaza, perhatian masyarakat di negeri ini sepertinya semakin berkurang dan teralihkan akibat tertutup oleh beragam persoalan domestik yang semakin kompleks dan mendesak padahal peristiwa yang terjadi di Gaza seharusnya menjadi perhatian bersama mengingat penderitaan yang dialami oleh Muslim Palestina.
Di tengah buramnya solusi hakiki yang dapat membantu penderitaan Palestina di gaza, sejumlah ulama muslim terkemuka baru-baru ini mengeluarkan fatwa yang menyerukan jihad melawan Israel. Fatwa ini merupakan respons terhadap serangan udara yang terus menerus di Jalur Gaza, yang telah menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa dan gagalnya semua ikhtiar umat menolong kaum muslimin di sana (demo, boikot, bantuan logistik, dll). Fatwa ini dikeluarkan oleh International Union of Muslim Scholars (IUMS) dan didukung oleh lebih dari selusin ulama yang memiliki reputasi tinggi di kalangan umat Islam (Dilansir dari merdeka.com)
Sekretaris Jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS), organisasi yang sebelumnya dipimpin oleh Yusuf Al-Qaradawi, Ali Al-Qaradaghi, menyerukan kepada semua negara Muslim pada Jumat (4/4), “Untuk segera campur tangan secara militer, ekonomi, dan politik untuk menghentikan genosida dan penghancuran menyeluruh ini, sesuai dengan mandat mereka.” (Dilansir dari mediaindonesia.com)
Apa yang dilakukan para ulama tersebut sejatinya merupakan tugas agama yang wajib diemban para pewaris nabi. Mereka memang sudah semestinya berada di garda terdepan perjuangan dan pembelaan terhadap muslim Gaza-Palestina di tengah diamnya para penguasa muslim, dan ketakberdayaan umat Islam selama ini. Mereka, dengan ketinggian ilmu dan ketakwaannya, juga sudah seharusnya terus mengingatkan umat, bahkan memimpin mereka melakukan jihad fi sabilillah.
Pertanyaannya adalah, apakah seruan ini akan efektif jika hanya berupa deklarasi atau fatwa? Sementara itu, fatwa sifatnya tidak mengikat dan faktanya kekuatan militer berupa pasukan dan senjatanya ada di tangan para penguasa yang begitu mengagungkan spirit negara bangsa dan selama ini terbukti hanya bisa berkoar-koar, bahkan bungkam seribu bahasa melihat genosida di Gaza dan aneksasi wilayah Palestina. Negara-negara muslim tersebut bahkan secara tidak langsung turut memberi jalan dan bantuan bagi entitas Yahudi untuk mengusir dan membunuh warga Palestina, khususnya Gaza.
Sudah seharusnya negara menjadi garda terdepan dalam mengirimkan tentaranya untuk membela Palestina. Sayangnya, alih-alih mengirimkan tentara, para penguasa muslim malah berkhianat dengan mengabaikan apa yang terjadi pada saudaranya sendiri.
Khususnya negara-negara Arab, yang rela berjabatan tangan dengan gembong Yahudi dan AS, bahkan merelakan negerinya untuk menjadi pangkalan militer Amerika hanya demi mendapat dukungan atas kursi kekuasaan. Salah satunya di Arab Saudi beserta produsen minyak bumi lainnya, mereka menolak usulan Iran untuk melancarkan embargo minyak ke negara entitas Yahudi itu. Walaupun pemerintahannya mengecam perbuatan entitas Yahudi atas Palestina, tetapi normalisasi hubungan Arab dengan mereka masih saja dipelihara.
Upaya membebaskan Palestina dengan jihad sejatinya butuh komando seorang pemimpin di seluruh dunia. Dengan demikian menghadirkan kepemimpinan seperti ini seharusnya menjadi agenda utama umat Islam, khususnya gerakan-gerakan dakwah yang konsern ingin menolong muslim Gaza-Palestina.
Kepemimpinan yang disebut sebagai khilafah hanya bisa tegak atas dukungan mayoritas umat sebagai buah dari proses penyadaran ideologis yang dilakukan oleh gerakan Islam yang tulus dan lurus berjuang semata demi Islam.
Karena umat adalah pemilik hakiki kekuasaan. Merekalah yang akan mampu memaksa penguasa yang ada untuk melakukan apa yang mereka inginkan atau menyerahkan kepada yang lain jika penguasa tersebut melakukan apa yang berbeda dari apa yang umat inginkan.
Urusan penegakkan khilafah sejatinya menyangkut hidup matinya umat, tidak hanya untuk problem Palestina. Maka menjadi kewajiban kita semua untuk terlibat dalam memperjuangkannya. Seruan jihad kepada tentara muslim terus dikumandangkan seiring juga seruan untuk menegakkan Khilafah.
“Bunuhlah mereka (yang memerangimu) di mana pun kamu jumpai dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusirmu.” (QS Al-Baqarah: 191).
Sesungguhnya, ayat di atas telah jelas memerintahkan kepada seluruh umat, termasuk penguasa, untuk mengusir entitas Yahudi dari tanah kaum muslim Palestina. Islam menjadikan pembelaan adalah satu kewajiban yang harus dipenuhi sesama muslim dan negeri muslim, apalagi ketika musuh bertindak di luar batas kemanusiaannya. Wallahu a’lam bissawab