SEMARANG — Transformasi layanan pertanahan nasional terus bergerak progresif. Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/Waka BPN), Ossy Dermawan, melakukan pendekatan berbeda dalam mensosialisasikan inovasi sertipikat elektronik kepada masyarakat Kabupaten Semarang, Jumat (25/04/2025).
Tidak sekadar seremoni, Wamen Ossy turun langsung menyerahkan 65 sertipikat elektronik kepada warga Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur. Penyerahan dilakukan dengan metode door to door, sebuah pendekatan personal yang mencerminkan semangat pelayanan publik berbasis kedekatan dan empati.
“Ini bukan sekadar selembar kertas, tetapi jaminan hukum atas tanah yang dimiliki. Sertipikat Elektronik lebih aman dan tidak mudah diduplikasi,” tegas Wamen Ossy saat menyerahkan sertipikat kepada warga.
Inovasi sertipikat elektronik menjadi jawaban pemerintah atas berbagai tantangan klasik pertanahan, mulai dari pemalsuan dokumen hingga tumpang tindih kepemilikan lahan. Sistem baru ini dirancang menggunakan teknologi keamanan berlapis, sehingga menjamin orisinalitas, legalitas, dan kemudahan akses bagi pemilik tanah.
Dalam konteks modernisasi layanan publik, langkah ini sekaligus memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap reformasi agraria yang tengah digulirkan.
Selain penyerahan sertipikat elektronik, program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Kabupaten Semarang juga menunjukkan progres positif. Dari target 19.840 sertipikat, sudah 11.471 yang berhasil diterbitkan. Secara nasional, pemerintah telah mengamankan 76% dari total 126 juta bidang tanah yang ditargetkan untuk disertifikasi, dengan komitmen menuntaskan sisanya sebesar 24% secara bertahap.
Menariknya, sertipikat yang dibagikan tidak hanya mencakup hak milik perorangan, tetapi juga mencakup 1 Sertipikat Hak Pakai untuk pemerintah desa dan 3 sertipikat wakaf — mempertegas pentingnya aspek sosial dalam kebijakan pertanahan nasional.
Kehadiran Wamen ATR secara langsung ke rumah-rumah warga menjadi simbol perubahan wajah pelayanan pertanahan yang lebih humanis dan responsif. Bukan sekadar melayani dari balik meja, tetapi benar-benar hadir untuk memastikan masyarakat memahami manfaat langsung dari inovasi layanan yang diberikan.
Share:
