Jakarta — Pada perdagangan pagi hari Jumat (9/8), nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.937 per dolar AS, mengalami pelemahan sebesar 43,5 poin atau 0,27 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya. Sementara itu, mayoritas mata uang di kawasan Asia menunjukkan pergerakan positif.
Baht Thailand mencatatkan penguatan sebesar 0,22 persen, diikuti oleh peso Filipina yang menguat 0,03 persen, won Korea Selatan yang naik 0,15 persen, serta yen Jepang dan dolar Singapura yang masing-masing menguat 0,02 persen dan 0,04 persen. Di sisi lain, dolar Hong Kong dan yuan China tercatat melemah masing-masing sebesar 0,03 persen pada awal perdagangan hari ini.
Di pasar mata uang global, mata uang utama negara maju juga berada di zona hijau. Euro Eropa menguat 0,01 persen, poundsterling Inggris naik 0,02 persen, dan dolar Australia menguat 0,01 persen. Franc Swiss dan dolar Kanada juga menunjukkan penguatan, masing-masing sebesar 0,07 persen dan 0,01 persen.
Menurut Lukman Leong, Analis Pasar, pelemahan rupiah disebabkan oleh penguatan dolar AS setelah data pengangguran AS yang dirilis menunjukkan hasil lebih kuat dari perkiraan. “Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang rebound dan imbal hasil obligasi AS yang meningkat pasca data klaim pengangguran AS yang lebih baik dari ekspektasi. Para investor saat ini menunggu data penjualan ritel Indonesia yang akan dirilis siang ini,” ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Untuk hari ini, Lukman memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah akan berada dalam rentang Rp15.850 per dolar AS hingga Rp16.000 per dolar AS.
(d09)